Adam malik angota CIA, apa bener??

Benarkah Adam Malik Anggota CIA?

BERITA yang paling panas dan ramai dibicarakan orang di penghujung pekan ketiga dan awal pekan terakhir bulan Nopember 2008 adalah soal keterlibatan mantan Wakil Presiden H Adam Malik dalam kegiatan Central Intelligence Agency (CIA) di Indonesia. Tudingan tersebut muncul setelah beredar buku “ Membongkar Kegagalan CIA, Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya” tulisan Tim Weiner, seorang wartawan The New York Times. Pertanyaan dan persoalannya adalah apakah benar tudingan tersebut, bahwa Adam Malik seorang agen CIA?

Untuk membela kebenaran fakta yang ditulisnya, Tim Weiner mengungkapkan bahwa dia telah membaca sekitar 50.000 arsip penting CIA yang memiliki korelasi dengan tulisannya tersebut. Dia pun sudah mewawancarai sekitar 10 mantan direktur CIA dan ratusan veteran CIA. Dengan kata lain, apa yang diungkapkan Tim Weiner adalah sebuah fakta yang sulit terbantahkan. Barangkali itulah yang ingin disampaikan Weiner kepada para pembaca bukunya. Hanya yang menarik dan pantas kita kritisi adalah mengapa, fakta-fakta tersebut muncul sekarang, ketika jelang Pemilu 2009? Ada apa di balik semua itu?

Untuk mengungkapkan kebenaran dari fakta-fakta yang disodorkan Tim Weiner tentu bukan perkara yang mudah. Karena si pelaku atau pihak yang dituding telah meninggal dunia. Ini hampir sama dengan buku heboh sebelumnya, yang ditulis Manaai Sophian, “Siapa Menabur Angin, Menuai Badai”. Buku mantan Dubes Uni Sovyet yang sempat bikin gerah beberapa kalangan karena mengungkapkan tentang keterlibatan CIA dalam peristiwa berdarah G30S/PKI itu pun sempat menjadi polemik berkepanjangan. Ada pihak yang pro ada pula yang kontra, ada yang percaya jika fakta-fakta yang diungkapkan adalah kebenaran. Lainnya, menuding semua itu hanya fitnah untuk mendeskreditkan fihak tertentu.

Polemik itu bahkan sampai sekarang masih tersisa karena tidak ada upaya untuk mengakhirinya. Dalam buku yang judul aslinya The Legacy of Ashes , History of CIA, ini pun pasti akan mencuatkan polemik yang berkepanjangan. Karena masing-masing pihak tidak ada yang mau mengakui dan tidak ada kejujuran dalam menyampaikan fakta-fakta. Sebab hanya dengan kejujuran, keterusterangan, mungkin semuanya akan lebih terang dan tidak kabur. Dengan keterbukaan, mungkin kita semua akan terhindar dari fitnah. Namun pertanyaan dan persoalannya adalah siapakah yang harus memulai kejujuran itu?


TIM WEINER, maupun sumber-sumber yang dijadikan nara sumber buku karya Manaai Sophian, sama-sama berasal dari negeri Paman Sam alias Amerika Serikat (AS). Pertanyaannya, apakah sumber-sumber tersebut cukup valid untuk diyakini kebenarannya?Masalah lain yang harus dipikirkan atau dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa AS adalah sebuah negara yang kerapkali mencampuri urusan politik negara lain. Dengan asumsi seperti itu, mengapa kita tidak mencoba berpikir, bahwa bukan mustahil buku karya Tim Wiener, “Membongkar Kegagalan CIA, Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya”, sebagai upaya campur tangan negara itu terhadap persoalan politik Indonesia.

Asumsi tersebut bukan mustahil adalah sebuah kebenaran, jika kita hubungkan antara munculnya buku tersebut dengan kedekatan waktu penyelenggaraan Pmeilihan Umum (Pemilu) 2009. Buku Manaai Sophian itu juga muncuil dalam suasana seperti sekarang. Lantas apa yang ingin dicapai dari penerbitan buku tersebut? Jawabnya sangat mudah, untuk meraup keuntungan atau menggaet lebih banyak pemilih pada Pemilu mendatang. Karena kita tahu, siapa Adam Malik tersebut dan berasal dari partai mana yang bersangkutan berasal?

Lebih dari itu ada beberapa hal yang menarik yang pantas kita buat catatan di sini, misalnya bantahan dari Wakil Presiden (Wapres) HM Jusuf Kalla (JK) terhadap tulisan Tim Weiner itu.”Pertama saya sebagai Wapres, saya menyesalkan tulisan itu. Saya tidak bisa percaya. Tidak mungkin Pak Adam Malik itu menjadi apa yang ditulis itu,” ujar Wapres di Jakarta, Senin (24/11), sebagaimana dikutip salah satu koran terbitan ibukota, Jakarta. Argumen yang mendukung bantahan tersebut adalah karena perjuangan almarhum Adam Malik yang luar biasa dan jiwa nasionalismenya yang tinggi. Hal lain yang mesti Wapres harus bantah adalah kenyataan bahwa almarhum adalah kader dari partai yang dipimpinnya sekarang.

Dalam catatan sejarah lain menyebutkan, hengkangnya Adam Malik dari Partai Murba, partai yang didirikannya tersebut karena ada alasan-alasan politis. Murba yang cenderung sosialis tidak sejalan dengan sikap almarhum yang cenderung pro masuknya modal asing. Ketidaksepahaman antara Adam Malik dengan para pengurus Murba lainnya itulah yang menyebabkan “Si Kancil” panggilan akrab almarhum, pindah ke partai yang sekarang dipimpin JK. Dan tidak lama kemudian dia diangkat menjadi Wakil Presiden RI menggantikan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Apakah catatan sejarah tersebut memiliki mata rantai dengan keberadaan Adam Malik di CIA, sebagaimana Tim Weiner menulis? (Arief Turatno, wartawan tinggal di Kota Tegal, Jawa Tengah)

Selasa, 25/11/2008 [sumber: Jakartapress.com]

http://www.jakartapress.com/news/id/3064/Benarkah-Adam-Malik-Anggota-CIA.jp